Mengapa Banyak Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja? Ini Kata Sosiologi

 

 Mengapa Banyak Pelajar Ikut Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja? Ini Kata Sosiologi.


 


 KOMPAS.com - Demonstrasi menolak omnibus law Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan makin marak setelah undang-undang itu disahkan pada Senin (5/10/2020).

 Jumlah massa aksi di sejumlah daerah angkanya bisa mencapai ribuan orang, terutama aksi di kota-kota besar yang memiliki banyak kampus dan sekolah. Sebab selain berasal dari kalangan buruh, aksi penolakan omnibus law UU Cipta Kerja juga banyak berasal dari mahasiswa, hingga pelajar. Dimanfaatkan pelajar Dilansir Kompas.com, Jumat (9/10/2020), salah satu daerah di mana pelajar ikut serta dalam demonstrasi adalah di Sumatera Selatan.

 Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan menyayangkan banyaknya siswa SMA dan SMK yang ditangkap polisi lantaran ikut dalam aksi demonstrasi. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Riza Fahlevi mengatakan, seluruh aktivitas belajar saat ini masih tetap dilakukan di rumah karena pandemi Covid-19. Namun, para pelajar tersebut memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar rumah dan ikut dalam rombongan massa aksi demo. "Semuanya masih belajar daring," kata Riza, Jumat (9/10/2020).

 Mengapa pelajar juga banyak yang ikut demo menolak disahkannya omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja? Momen untuk bergerak Mengenai fenomena ini, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono melihat ada beberapa kemungkinan. Dia menjelaskan, dalam gerakan demonstrasi ada yang bertindak sebagai koordinator lapangan, pengembang isu aksi, dan follower. "Nah ini teman-teman pelajar SMA SMP ini menjadi pengikut saja. Mereka ndak paham tentang itu. Saya yakin, andaikan paham pun ndak terlalu paham. Karena orang-orang yang dewasa saja belum terlalu paham tentang Omnibus Law," kata dia pada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

 Meskipun hanya sebagai follower dalam aksi demonstrasi, menurut Drajat para pelajar ini mempunyai nilai signifikan. Hal itu karena demonstrasi ini menjadi momen yang besar untuk bergerak dan momen ini ditangkap media. Sehingga mereka ingin ikut serta di dalam sejarah ini. "Mereka ingin datang, baik karena keramaiannya, sejarahnya, maupun ditangkap media. Banyak alasan," kata Drajat. Lalu, alasan lainnya adalah karena para pelajar ini mengalami kekosongan. Terlebih pada masa-masa pandemi, hampir semua sekolah diliburkan dan melaksanakan pembelajaran daring. 

 "Jadi mereka ini berhari-hari, berbulan-bulan tidak ikut kuliah atau sekolah, nah tiba-tiba sekarang ada kegiatan yang kumpul bareng-bareng. Keramaian ini mengundang mereka datang," ungkapnya. 

Akses informasi Dihubungi terpisah, Sosiolog UGM Sidiq Harim menjelaskan demonstrasi yang diikuti pelajar di beberapa daerah merupakan gerakan sosial di era mudahnya akses informasi. "Kalau saya melihat itu sebagai gerakan sosial di era keterbukaan informasi. Jadi siapapun karena informasi sampai kepada mereka ya bisa saja mereka tergerak untuk terlibat," katanya pada Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

 Sidiq mengatakan, di era keterbukaan informasi selama mereka punya gadget mereka bisa mendapatkan informasi langsung ke personal. "Ketika sampai kepada identitas kolektif, kemarin ada hashtag #STMBergerak misalnya itu bisa saja lewat situ, mereka terlibat dalam aksi kolektif gerakan sosial," ujar Sidiq. 

Terkait paham tidaknya para pelajar yang ikut demo, menurut Sidiq, masih ada masalah untuk bisa memahami UU tersebut. Dia menyoroti minimnya informasi tentang Omnibus Law yang dibagikan ke masyarakat. "Problemnya ini yang jadi pertanyaan publik. Publik masih menunggu draft. Draft-nya di mana aja nggak tau. Jadi mau baca aja sulit. Kemudian naskah akademik juga dipertanyaan keberadaannya, prosesnya, dan sebagainya," katanya. Hal itu menurutnya yang kemudian membangkitkan inisiatif publik turun ke jalan ramai-ramai menolak. "Keterlibatan pelajar itu sebagai bentuk aspirasi yang disalurkan dalam konteks era keterbukaan informasi," kata Sidiq.

 

Sumber:  https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/09/144500565/mengapa-banyak-pelajar-ikut-demo-tolak-omnibus-law-cipta-kerja-ini-kata?page=all

Komentar